Dua puluh tiga tahun berselang, Bondan kembali populer lewat
tembang kolaborasinya dengan grup rap Fade 2 Black. Klip video dari
single yang berjudul Ya Sudahlah itu kerap diputar di stasiun-stasiun
televisi. Penampilan Bondan pun sudah tak lagi seperti penyanyi
anak-anak.
Memang, saat memasuki usia pubertas, 13 tahun, Bondan
memutuskan berhenti menyanyi. "Pita suara saya membesar," katanya saat
ditemui di studio Indosiar, Selasa lalu. Sang ayah menilai karakter
suara Bondan sudah tidak cocok menyanyikan lagu anak-anak.
Dua tahun pensiun dari tarik suara, Bondan berkonsentrasi
sekolah sambil belajar memegang alat musik. "Saya bermain segala
instrumen," katanya. Dia paling klop dengan bas. Bakatnya ini mengental
setelah bertemu dengan teman-temannya di SMP Islam Harapan Ibu,
Jakarta Selatan.
Bersama lima rekannya itu, Bondan membesut kelompok musik
Funky Kopral di usia 15 tahun. Kelompok ini memainkan dan memadukan
beragam jenis musik, seperti pop, rock, jazz, hip-hop, dan rap.
Beberapa album yang dihasilkan antara lain Funchopat, Funkadelic Rhythm
and Distortion, dan Misteri Cinta, yang berkolaborasi dengan Setiawan
Djodi.
Sayangnya, kelompok ini kurang solid karena usia personelnya
masih remaja. "Beberapa kali ganti personel," ujarnya. Meski kurang
padu, Funky Kopral menyabet penghargaan dalam Anugerah Music Indonesia
(AMI) Award dua kali sebagai Best Group Alternatif dan Best Rock
Collaboration.
Namun ini tak membuat Funky Kopral mudah mendapatkan "label"
untuk menjual hasil karyanya. Menurut sarjana Sastra Belanda
Universitas Indonesia ini, jenis musik yang idealis tidak mudah
diterima pasar. "Ini yang membuat personel kurang solid," katanya.
Bondan pun memutuskan mundur setelah enam tahun bergabung. "Fokus
kuliah."
Di kampus, Bondan tetap menekuni musik. Saat mengerjakan
proyek musikalisasi puisi dari penyair Belgia, ia bertemu teman
kuliahnya, Tito, penyanyi rap. "Saya ngobrol banyak tentang musik dan
nyambung," katanya. Dari obrolan itu, Bondan dan Tito mencoba membuat
musik.
"Awalnya iseng," katanya. Lulus kuliah, Bondan dan Tito
bersepakat berkolaborasi. Mereka menamakan diri: Bondan Prakoso &
Fade2Black. Tito mengajak dua rekannya sesama rapper, Santoz dan
Lezzano, yang telah memiliki album indie sejak 1999.
Bondan tertantang berkolaborasi dengan jenis musik rap.
"Bisa enggak musik rap berpadu jenis musik lain," katanya. Musik rap,
yang identik dengan musik hip-hop dan R&B, diracik dengan musik
rock, punk, pop, sampai keroncong. "Terbukti musik rap fleksibel,"
katanya.
Kolaborasi Bondan & Fade2Black menghasilkan tiga album,
Respect, Unity, dan For All. Dalam album kedua, Bondan memadukan musik
rap dengan keroncong. Racikan Bondan menghasilkan lagu Keroncong
Protol. Walhasil, album ini diganjar kategori Best Group Rap dalam AMI
Award dua tahun lalu. Penghargaan yang sama diterima untuk album
pertama pada 2006.
Bondan menilai musiknya memberikan warna baru di belantara
musik Indonesia. "Musik saya mengedukasi," ujarnya. Bondan menjamin
karya-karyanya jauh dari urusan cinta picisan. Menurut dia, masih
banyak tema lain yang belum digarap oleh pekerja musik. "Tema politik,
sosial, masih banyak," katanya.
Dalam menciptakan lirik lagu, Bondan lebih tertarik
mengangkat tema cinta dalam sudut pandang persahabatan. "Cinta itu
luas," katanya. Tema-tema ini terasa kuat dalam lagu di album
ketiganya, misalkan Kita Selamanya.
Bondan prihatin dengan perkembangan musik sekarang. "Temanya
monoton," katanya. Ia menilai tidak adanya musik untuk anak-anak
sebagai bukti tak berkembangnya musik di Indonesia. Akibatnya,
anak-anak menyanyikan lagu orang dewasa. "Ini tak terjadi di saat saya
kecil."
Dalam membuat lirik, Bondan tak menemui kesulitan.
"Inspirasi datang dari mana saja dan kapan saja," ucapnya. Jika ide
muncul di sela aktivitasnya, Bondan langsung berhenti. "Saya berhenti
sejenak, lalu merekamnya," katanya.
Bondan bertekad karyanya bersama Fade2Black melebihi karya
sebelumnya. Sementara dulu Bondan sukses sebagai penembang, kini ia
ingin lebih. "Kalau hanya jadi penyanyi rasanya belum lengkap,"
ujarnya. Kini di kelompoknya ia berperan sebagai produser dan komposer.
"Tanggung jawabnya makin besar."
Meski masih muda, Bondan memilih mengakhiri masa lajangnya
tiga tahun lalu saat berusia 25 tahun. Istrinya, Margaret Caroline,
adalah video jockey MTV. "Saya ketemu saat tampil di MTV," katanya.
Bondan yakin kariernya bertambah sukses dengan statusnya sebagai suami
dan bapak. "Kini saya bertambah fokus," katanya. Ayah Kara Arabel ini
menilai hidup berkeluarga lebih baik ketimbang sendirian.
Biodata
Nama: Bondan Prakoso
Kelahiran: Jakarta, 8 Mei 1982
Orang tua: Sisco Batara dan Lili Yulianingsih
Nama Panggilan : MR B
Anak ke : 2 dari 3 bersaudara
Agama : Islam
Pendidikan : Lulusan D3 Sastra Belanda UI
Pekerjaan : Musisi, Produser
Hobby : Musik, Membaca, Menonton Film
Musisi/Band Favorit : Les Claypool (Primus), Muse, Dave Mathews Band
Referensi Buku : Huru Hara Kiamat, Jangan Bersedih, Chicken Soup
Makanan Favorit : Chicken Teriyaki, Nasi Goreng Hati/Pete.
Minuman Favorit : Air Mineral
Alamat : PO BOX 1281 JKS 12012
Musisi/Band Favorit : Les Claypool (Primus), Muse, Dave Mathews Band
Referensi Buku : Huru Hara Kiamat, Jangan Bersedih, Chicken Soup
Makanan Favorit : Chicken Teriyaki, Nasi Goreng Hati/Pete.
Minuman Favorit : Air Mineral
Alamat : PO BOX 1281 JKS 12012
Istri: Margaret Caroline
Anak: Kara Arabel Prakoso
Pendidikan: Sastra Belanda Universitas Indonesia
Karya:
7 album saat menjadi penyanyi cilik, termasuk Si Lumba-lumba
Funchopat (bersama Funky Kopral, 1999)
Funkadelic Rhythm and Distortion (2000)
Misteri Cinta (2003)
Respect (Bondan Praksoso & Fade2Black, 2005)
Unity (2007)
For All (2010)
Penghargaan:
Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 1999 kategori Best Group Alternatif
AMI Awards 2003 kategori Best Rock Collaboration
Rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia, Bass Hero 2006
AMI Awards kategori Best Group Rap 2006 dan 2008
Biografi
Profil
Bondan
Prakoso adalah anak kedua dari tiga bersaudara pasangan dari Lili
Yulianingsih dan Sisco Batara ini mengawali karirnya sebagai penyanyi
cilik di era 80-an hingga awal tahun 90-an. Album perdananya yang
bertitel Si Lumba-Lumba sukses dipasaran dan mencuatkan namanya.
Ditahun
1999, Bondan membentuk band Funky Kopral , sebagai bassis, hingga
merilis 3 buah album. Bahkan album kedua band ini diganjar penghargaan
AMI Sharp Awards ditahun 2001 untuk kategori Group Alternatif Terbaik.
Ditahun 2003, Funky Kopral merilis album ketiga mereka dengan
kolaborasi bersama Setiawan Djodi dengan hits singel Tokek dan lagi-lagi diganjar penghargaan AMI Sharp Awards ditahun 2003 untuk kategori Kolaborasi Rock Terbaik.
Sayang,
setelah album ketiga mereka dirilis, band ini bubar. Hingga ditahun
2005 ia memebentuk band baru bernama Bondan Prakoso & Fade 2 Black
dengan genre musik Pop Rock yang dipadu dengan Rap. Dengan band barunya
ini, Bondan diganjar penghargaan serupa, yakni AMI Sharp Awards
ditahun 2008 untuk kategori Group Rap Terbaik.
Sebelumnya,
ditahun 2006 Bondan bersama 12 orang pemain bass dari berbagai band di
Indonesia seperti Thomas “GIGI”, Rindra “Padi”, Bongky “BIP”, Adam
Sheila on 7 dan bassis Indonesia lainnya diganjar penghargaan oleh MURI
untuk penghargaan Penampilan Bassis terbanyak dalam satu panggung.
Sekali
kali testimoni tentang musik, khususnya dalam negeri yang makin nggak
jelas dengan lagu murahan, dan ini hanya pendapat pribadi.
Ditengah
musik musik aliran alay yang sedang ngetrend, saya salut dengan satu
group hasil kolaborasi Bondan Prakoso dengan Group Rap Fade2Black.
Mungkin dari style mereka yang nge-rap, mereka terkesan gaul. Namun
mereka termasuk kreatif dan unik, bolehlah kalo dibilang isi
lagu-lagunya bermutu.
Lagu
pertama yang mendapat perhatian dan termasuk terkenal adalah :
Keroncong Protol. Memasukkan unsur keroncong dalam musik rap dan funk
adalah bisa dibilang yang pertama. Dan yang tetap ditonjolkan adalah
permaian bass dari Bondan Prakoso (entah kenapa saya suka musik yang
menonjolkan permaian bass).
Ketika
mendengar nama Bondan Prakoso, ingatan saya teringat ketika waktu SD
atau SMP kelas 1. Waktu itu terkenal lagu anak-anak Si Lumba-lumba.
Ketika
ada satu band bernama Funky Kopral, salah satu personelnya adalah
Bondan. Saya pikir dia akan jadi vokalisnya, lho kok main bass?
Bondan
baru kembali ke vokal setelah berkolaborasi dengen Fade2 Black. Mereka
sudah mengeluarkan 3 album. Album pertama Berjudul Respect sepertinya
kurang terkenal karena masih nge-rap banget. Album kedua Unity terkenal
dengan Keroncong Protolnya. Album ketiga sedang terdengar di mana-mana
dengan Ya Sudahlah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar